Resumen
Pembangunan jalan layang kereta api sepanjang ± 8 km yang merupakan bagian dari rencana membangun jalur Stasiun Medan-Stasiun Bandara Kualanamu dengan total panjang 27 km merupakan bagian dari rencana pembangunan ?Indonesia-sentris? yang tidak lagi terkonsentrasi di Pulau Jawa. Penggunaan beton prategang sangat mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia, khususnya Jalan Layang Kereta Api Kualanamu di kota Medan yang menggunakan box girder dengan tinggi penampang 2400 mm sebagai komponen strukturalnya. Studi kasus beton prategang box girder Jalan Layang Kereta Api Kualanamu dengan bentang 40 meter dibagi dalam 15 (lima belas) segmen yang selanjutnya akan dihubungkan antar segmennya dengan proses stressing (pemberian gaya prategang). Studi ini menjelaskan keefektifan penampang girdernya yang memiliki tendon?tendon internal yang diisi kabel baja strand diameter 12,7 mm berjumlah 60 buah. Selanjutnya, menganalisa persentase kehilangan gaya prategang yang terjadi pada tendonnya akibat perpendekan elastis, gesekan pada tendon, rangkak, susut pada beton dan sebagainya. Semua data yang diperoleh di lapangan, berasal di PT. Wijaya Karya Beton Tbk dan analisa beban dengan metode SNI T-12 2004. Sebagai tambahan diperkenalkan langkah?langkah proses produksi beton prategang box girder, mulai dari penulangan sampai pengecoran di pabrik beton pracetak. Kehilangan gaya prategang yang terjadi sebesar