Resumen
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh produksi, kurs, harga CPO Internasional, GDP, dan dummy kebijakan Renewable Energy Directive 2009 (RED09) terhadap ekspor CPO Indonesia di Uni Eropa tahun 2000-2011. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor CPO Indonesia di kawasan Uni Eropa adalah analisis data panel. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data cross section enam negara tujuan ekspor di kawasan Uni Eropa selama kurun waktu tahun 2000-2011. Enam negara yang dimaksud adalah Jerman, Italia, Belanda, Rusia, Spanyol, Ukrania yang memiliki jumlah ekspor CPO terbanyak dari Indonesia. Komoditas yang menjadi objek penelitian adalah CPO dengan kode Harmonized System 15111000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produksi dan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor CPO Indonesia di Uni Eropa. Harga CPO Internasional, kurs dan kebijakan RED09 terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor CPO Indonesia di Uni Eropa.This study aims to analyze the extent of the influence of production, exchange, International CPO prices, GDP, and the policy dummy Renewable Energy Directive 2009 (RED09) on Indonesia's CPO exports to the EU in 2000-2011. The method used to analyze the affect of factors of Indonesia's CPO export demanded to the European Union is a panel data analysis. This study uses secondary data, they are cross section data is six counties of export destinations in the European Union during the period of 2000-2011. Six countries in question are Germany, Italy, Netherlands, Russia, Spain, Ukraine which have the highest number of Indonesian CPO exports. The commoditiy which one of the object of the research is the CPO with 15111000 Harmonized System code. The results of this study indicate that the variables of production and GDP exchange are have positive impact and significant on the volume of Indonesian CPO exports to the EU. CPO price Internastional, exchange and RED09 policy proved no significant effect on the volume of Indonesian CPO export demanded to the EU.