Redirigiendo al acceso original de articulo en 20 segundos...
ARTÍCULO
TITULO

Eco-Theology in Indonesian Islam: Ideas on Stewardship among Muhammadiyah Members Frans Wijsen,Ahmad Afnan Anshori

Frans Wijsen    
Ahmad Afnan Anshori    

Resumen

In response to environmental degradation, Muslims worldwide have been developing Green Islam and Eco- Theology. This article focuses on Indonesia, particularly on Muhammadiyah members. The authors advocate an empirical approach, based on an analysis of the beliefs of Muslims rather than on the source texts of Islam. Terms frequently used by Muslims to refer to the relationship between humans and nature is ?steward? and ?stewardship?. By conducting interviews, the authors aim to get a deeper insight into how these terms are used in constructing Green Islam. Interviewees say on the one hand that ?all creatures are the same?, on the other hand, that humans act ?as stewards, as leaders? of nature. This ambiguity raises a dilemma for Eco-Theology in Indonesian Islam: between deep ecology and eco-modernity. The interviewees, however, also see a need to go beyond this dichotomy, by moderation and balancing, or the Middle Path. The Middle Path is a life orientation that promotes ?harmony between humankind, the rest of nature and the Transcendent.? Menanggapi degradasi lingkungan, umat Islam di seluruh dunia telah mengembangkan Islamdan Eco-Theology. Artikel ini berfokus pada Indonesia, khususnya pada anggota Muhammadiyah. Para penulis menganjurkan pendekatan empiris, berdasarkan analisis keyakinan Muslim daripada pada teks sumber Islam. Istilah yang sering digunakan oleh umat Islam untuk merujuk pada hubungan antara manusia dan alam adalah ?penatalayanan? dan ?penatalayanan?. Dengan melakukan wawancara, penulis bertujuan untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana istilah-istilah ini digunakan dalam membangun Islam Hijau. Orang yang diwawancarai mengatakan di satu sisi bahwa ?semua makhluk adalah sama?, di sisi lain bahwa manusia bertindak ?sebagai pelayan, sebagai pemimpin? alam. Ambiguitas ini menimbulkan dilema bagi eko-teologi dalam Islam Indonesia: antara ekologi dalam dan eko-modernitas. Orang yang diwawancarai, bagaimanapun, juga melihat kebutuhan untuk melampaui thadalah dikotomiy, dengan moderasi dan keseimbangan, atau Jalan Tengah. Jalan Tengah adalah orientasi hidup yang mempromosikan ?harmoni antara umat manusia, seluruh alam dan Transenden.?

Palabras claves

 Artículos similares

       
 
Ahmad Chumaedi     Pág. 33 - 50
Tulisan ini ingin mengelaborasi pemikiran Murtadha Muthahhari tentang negara dan masyarakat beserta pandangannya terhadap Revolusi Iran1979. Ideologi atau pemikiran Muthahhari pada dasarnya cenderung pada ideologi perjuangan dalam menentang peradaban Bar... ver más

 
Yusuf Fadli     Pág. 89 - 106
Salah satu ciri pemikiran politik Islam era klasik adalah tidak mempersoalkan kedudukan agama dan negara, apakah terintegrasi atau terpisah. Perdebatan yang terjadi di era klasik berkisar pada wajibnya pendirian sebuah negara, cara memilih kepala negara,... ver más

 
Idil Akbar     Pág. 95 - 109
Konsep khilafah menjadi salah satu bahasan yang cukup mencuat belakangan ini, tak terkecuali di Indonesia. Namun bagaimanakah sebetulnya konsep ini terutama yang diberlakukan di negara Islam. Artikel ini menampilkan perbandingan konsep berbasis pemerinta... ver más

 
Yusuf Fadli     Pág. 41 - 63
Artikel ini menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan antara Islam, perempuan dan politik dalam pasca Orde Baru. khususnya bagaimana keterlibatan gerakan perempuan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperjuangkan keseteraan gender yang dilandasi pada nilai-nila... ver más

 
Widiawati Widiawati     Pág. 151 - 161
Peranan tutor dalam menanamkan pembiasaan sholat pada anak. ?Latar belakang penelitian ini pola-pola pendidikan shalat terhadap anak usia dini ini kurang mendapat perhatian langsung dari masyarakat Islam saat ini. PAUD ROUDHOTUL I?LMI bahwa PAUD ini seba... ver más
Revista: Empowerment