Resumen
Perkembangan sosial ekonomi wilayah yang dinamis memberikan dampak terhadap penggunaan lahan. Ketersediaan lahan yang tetap mengakibatkan terjadinya persaingan dalam pemanfaatan lahan, dengan konsekuensi perubahan penggunaan lahan yang semakin intensif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pola perubahan penggunaan lahan pada beberapa titik tahun (2001, 2008 dan 2015) di Kabupaten Banjarnegara, dan (2) mengevaluasi kesesuaian antara pemanfaatan ruang saat ini dengan alokasi ruang berdasarkan RTRW Kabupaten Banjarnegara. Metodologi yang digunakan adalah analisis spasial pada citra dan analisis inkonsistensi alokasi pola ruang dalam RTRW dan pemanfaatan ruang. Penggunaan lahan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2001 didominasi kebun dengan proporsi 40.018,5 ha, tegalan 28.524 ha, sawah 18.319,1 ha , hutan 10.163,8 ha, lahan terbangun 8.895,1 ha, semak belukar 7.203,4 ha, tubuh air 1.716,4 ha dan lahan terbuka 103,2 ha. Pada tahun 2008 terjadi penambahan luasan kebun 1.781,2 ha, lahan terbangun 977,5 ha, semak belukar 618,3 ha, dan tegalan sebesar 155,1 ha. Sementara itu, hutan mengalami penurunan luasan yang siginifikan sebesar 2.498 ha, diikuti oleh sawah sebesar 1.025 ha dan lahan terbuka 9 ha. Pada tahun 2015 terjadi penambahan luasan kebun sebesar 464,1 ha, lahan terbangun 1.048,1 ha, semak belukar 238,6 ha, dan tegalan 474,1 ha. Hutan mengalami penurunan sebesar 1.342,8 ha, sawah 872,8 ha dan lahan terbuka 9,2 ha. Pengaturan alokasi lahan pada pola ruang tahun 2011-2031 Kabupaten Banjarnegara menunjukkan inkonsistensi dengan peta penunjukan kawasan hutan sebesar 13.737 ha atau 11,9% dari luas wilayah. Sementara itu, kondisi penggunaan lahan tahun 2015 di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan inkonsistensi dengan alokasi pola ruang sebesar 37.032,7 ha atau 32,1% dari luas wilayah