Resumen
The use of structural concrete in Madura increases with the development of the island, however coarse and fine aggregates which are used, mostly come from Jawa. This research explores the possibility of using the coarse aggregates from Madura taken from Paterongan, Torjun, and Omben. Although it is shown that in general the coarse aggregates are physically the same with aggregates from Mojokerto or Pasuruan and pass SNI, ACI, ASTM, and BS, only aggregate from Torjun pass the flakiness requirements. The fineness modulus of the aggregates do not pass SNI but pass the BS requirement. Using the aggregates in 225kg/cm2 concrete strength mix design fail to reach the target strength. Aggregates from Paterongan and Omben are only recommended for lean concrete, but there is a possibility to use aggregates from Torjun for structural concrete, with betterment in grading. Abstract in Bahasa Indonesia : Pemakaian beton di pulau Madura meningkat seiring dengan perkembangan pulau Madura tetapi agregat kasar dan halus yang digunakan untuk pembuatan beton masih banyak didatangkan dari pulau Jawa. Untuk melihat kemungkinan penggunaan krikil Madura sebagai agregat kasar beton, telah dilakukan penelitian kekuatan terhadap kerikil Madura yang berasal dari Paterongan, Torjun, dan Omben. Meskipun secara umum dapat dikatakan sifat-sifat fisik kerikil tersebut mendekati sama dengan kerikil dari Mojokerto atau Pasuruan dan memenuhi syarat SNI, ACI, ASTM maupun BS, hanya krikil dari Torjun yang memenuhi syarat kepipihan. Modulus kehalusan kerikil tersebut juga tidak memenuhi syarat SNI walaupun masih memenuhi syarat BS. Penggunaan kerikil Paterongan, Torjun, dan Omben untuk mix disain 225 kg/cm2 ternyata di bawah target yang diharapkan, sehingga kerikil Paterongan dan Omben direkomendasi hanya untuk beton rabat, sedangkan kerikil dari Torjun kemungkinan masih bisa digunakan untuk beton struktur dengan perbaikan gradasi.